Jalan
kakiku menuju suatu tempat tiba-tiba terhenti. Ada sesuatu yang menarik
perhatianku. Ada 4 orang wanita disana. Wanita pertama adalah wanita
paruh baya tipikal ibu-ibu jelek dengan tubuh melar pada umumnya.
Kulitnya putih dengan dengan make up tebal, dan tidak lupa dengan
lipstik merahnya yang menjijikkan, entah kenapa aku selalu risih dengan
wanita tua bermake up tebal (termasuk ibuku). Untunglah
lokasi TKP adalah persis didepan rumah si ibu ini, sehingga pakaian
yang dia kenakan biasa saja, kaos putih dengan jins pendek, dan juga
ketat. Aku tidak bisa membayangkan bila pakaian yang dikenakannya adalah
yang biasa dia kenakan saat acara-acara penting, dan mungkin baginya,
acara kali ini tidak begitu penting.
Berada dihadapannya,
adalah 3 orang wanita. 2 wanita kira-kira berumur 60 thn keatas,
sedangkan yang satunya lagi mungkin sekitar 30 atau 40 an. Penampilan
mereka adalah kebalikan dari nyonya diatas. Berpakaian sederhana, atau
lebih terkesan lusuh, dengan warna pakaian mereka yang sudah pudar,
jelas berbahan dasar murahan, dan juga tidak lupa jilbab yang menutupi
kepala mereka. Untuk urusan berpenampilan kuakui mereka bertiga terlihat
sangat kompak. oh ya, mereka mengenakan sandal jepit dan masing-masing
dari mereka bertiga sudah menenteng 3 karung beras kecil, kira-kira
beras kemasan 10 atau 15 kg, entahlah, aku tidak tahu pastinya.
Seiring dengan perhatianku, Secara sedikit samar aku bisa mendengarkan
percakapan 3 lawan satu itu. si nyonya hanya berkata," habis 'hari H'
datang lagi ya!. Hanya itu? ya, hanya itu. Seketika aku berpikir
singkat. "Mungkin itu baru 50 persen dari pemberian", pikirku. Kemudian
wanita-wanita dengan kulit cokelat tanda sering bermandikan matahari dan
bertubuh kurus itu memalingkan diri dan menapaki pinggiran jalan tanpa
mengucapkan sepatah kata pun.
Aku tak tahu bagaimana perasaan
mereka. Apakah mereka senang dengan beras 10-15 kilogram yg akan mereka
bawa pulang. Ah, tentu mereka akan senang, siapa yang tidak senang.Aku
hanya bisa meilirik sambil berjalan, melihat si nyonya berpaling kedalam
rumah. Aku sudah tahu hal ini bakal terjadi, dan mungkin semenjak event
4 tahunan itu diselenggarakan, hal ini sudah terjadi, bukan jadi
rahasia lagi, terang-terangan sekali malahan, ditengah hari siang
bolong, dimuka rumah yang persis berada ditepi jalan raya. Aku tidak
kasihan dengan 3 wanita lusuh itu. mungkin jika aku menjadi mereka aku
juga akan menerima beras itu dengan senang hati. Aku juga tidak marah
dengan nyonya itu. mungkin jika aku berada diposisi si nyonya aku juga
akan melakukan berbagai macam cara demi suamiku. Aku hanya berpikir dan
berbicara dalam hati,"menyedihkan, kapan hal seperi ini akan
berakhir..." ah, tentu saja sehabis 'hari H' itu, kataku dalam hati,
tidak lupa disertai senyum sinis tidak sama sisi, yang mungkin juga
dilakukan nyonya itu tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar