Labels

Jumat, 18 September 2015

Masturbasi, dan Bagaimana Caranya untuk Berhenti (Bagian 2) End

       Pada bagian pertama saya sudah memaparkan beberapa solusi untuk mengatasi atau berhenti dari kebiasaan masturbasi. Dari beberapa solusi tersebut mungkin efektif, atau mungkin juga tidak. Kalau berdasarkan pengalaman saya sendiri, cara-cara yang saya paparkan tersebut adalah tidak efektif. Seberapa keras saya berusaha hasilnya akan tetap demikian. 

      Lalu tanpa disengaja saya disadarkan. Perlahan demi perlahan saya mulai memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan hal mengatasi kebiasaan ini. Pengetahuan yang saya dapat tersebut dengan "Ketaqwaan". Hal ini berawal dari bulan puasa kemarin, tahun 2015 ini. Sudah menjadi pengetahuan umum seharusnya, bahwa puasa adalah cara yang mungkin paling efektif dalam meredam hawa hafsu, dalam hal ini nafsu seksual. Dalam sebulan tersebut, ibadah pun secara musiman juga meningkat. Sebenarnya hal ini sudah saya sadari sejak puasa-puasa tahun sebelum ini, namun saya hanya tidak bisa mempertahankan irama yang sudah baik di saat bulan puasa itu. Pada tahun-tahun sebelum tahun ini, saya biasanya kembali ke rutinitas sebelumnya, bilamana bulan puasa telah berakhir. Ibadah kembali menurun, hawa nafsu kembali tidak terkontrol. Namun segala puji bagi Allah SWT, kali ini tidak demikian. Ibadah (sholat 5 waktu), karena mungkin telah menjadi kebiasaan di bulan puasa dahulu, menjadi sulit untuk ditinggalkan. Satu dua hari memang tidak akan tampak efeknya. Coba jalani dengan tekun dan sabar, kadang paksakan diri. Tahu-tahu beberapa bulan telah berlalu dari bulan itu, dengan kebiasaan baru. 

      Bahkan mungkin baru satu bulan lebih, kebiasaan masturbasi itu sama sekali tak menarik lagi. Untuk melakukan hal-hal yang mengarah ke situ benar-benar menjadi pergolakan dalam pikiran, seakan ada sesuatu yang menolak dalam diri, seakan ada sepasukan imun dalam diri. Bayangkan saja, ini hanya terjadi setelah saya membiasakannya, dalam waktu singkat saja. Hasilnya sudah seperti ini saja, lalu bagaimana jika dilakukan sepanjang hidup? Meskipun ini terlalu cepat, namun saya dengan yakin dapat mengambil kesimpulan bahwa ini adalah cara satu-satunya untuk mengatasi kebiasaan masturbasi. Yaitu taqwa, melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Tuhan, dan menjauhi larangannya. Benarlah bahwa sholat dapat menjauhkan diri dari perbuatan buruk. Benarlah pula, mata ini pun tak lagi ingin melihat hal-hal yang dapat memacing syahwat, barang sedikit pun. Ingat! Padahal ini saya lakukan baru-baru saja. Mata pun seakan ada seorang penjaga, membuat tidak enak memandang sesuatu yang tidak bermanfaat. Sekali pun hasrat itu muncul, paling tidak ada semacam penghadang, atau penyaring yang membuat kita berpikir ulang.

      Tak tahu bagaimana dengan yang disebut taqwa bagi non muslim. Bagi saya yang seorang muslim, dalam agama ini terdapat banyak sekali petunjuk dalam hal menjalani hidup. Hampir di setiap hal dalam hidup ini, dari yang paling sederhana dan absurd sekali pun, dari segi teknis maupun hakikat, ada kajiannya. Sedikit saja saya mempelajari, mengkaji, tentu saja dengan otak dan hati yang telah diciptakan ini, membuat saya semakin haus dengan pengetahuan, dengan petunjuk-petunjuk yang mungkin sederhana saja. 

      Demikian tulisan saya. Semoga kita yang laki-laki ini lebih menjadi orang yang berpikir, lebih bisa mengendalikan hawa nafsu kita. 

      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DJPKTN BLOG WRITING COMPETITION 2016