Labels

Minggu, 19 Juli 2015

Dikepung Pesona Wanita

      Sebagai seorang laki-laki, aku sadar bahwa tantangan terbesarku dan kami adalah wanita. Mata adalah pintunya, memasukkan dosa sebanyak-banyaknya ke dalam hati. Anehnya aku sadar, kami sadar, tapi kami tetap tidak bisa berbuat apa-apa dengan keadaan ini. Wanita seolah-olah menjadi racun sekaligus penawarnya bagi kami. Sampai sekarang pun aku tetap belum menemukan mengapa hal ini menjadi suatu hal yang sangat lumrah bagi laki-laki, seakan naluri yang sudah ada sejak lahir. Aku tak tahu bagaimana sudut pandang mata wanita terhadap laki-laki, apakah mereka seperti kami juga jika mata mereka bertemu kami. 

      Mereka sebut ada tiga macam godaan bagi laki-laki, harta, tahta, dan wanita. Walaupun wanita memang menjadi godaan yang sangat luar biasa, namun tetap saja godaan uang lebih mengerikan, aku bisa bilang begini karena aku sudah pernah berhadapan dengannya. Kembali ke persoalan wanita, ada beberapa hal yang membuat mereka begitu memikat. Pertama dan yang pasti adalah fisik, tentu saja, bagi laki-laki godaan fisik wanita itu sangat bisa membuat darah kami berdesir, membuat mata menggelora, membuat hasrat memuncak. Pantas saja menjadikan wanita sebagai objek adalah hal yang bukan saja jenius, tapi juga seperti memberi makan macan dengan daging segar. Pengetahuan tentang ini sudah lama sekali ada, dari zaman Adam dengan Hawanya, Cleoparta, hingga Marylin Monroe. Tentu saja hal ini tidak dibenarkan agamaku, entah agama kalian. Tapi yang aku yakini adalah hal ini akan terus terjadi, hingga matahari terbit dari barat.

      Baru hingga semalam aku mendapat sebuah informasi. Informasi yang mengatakan secara tidak langsung kepada diriku bahwa ada wanita-wanita yang memikat dalam arti sebenarnya. Memikat mata sekaligus hati. Aku tidak memungkiri bahwa apa yang dilihat laki-laki dari seorang wanita pertama kali adalah fisik mereka, terutama wajah mereka, senyum menawan mereka, atau kulit mereka yang eksotis. Tidak bisa dipungkiri sama sekali, kupikir sebagian besar laki-laki di bumi ini akan setuju denganku. Tapi palingkanlah pandanganmu, itu lebih suci. Iya benar demikian, maka dari itu dibutuhkan daya tarik lain dari seorang wanita, seperti pancaran aura yang tidak biasa, yang bisa membuat mata buta, namun hati terbelalak.

      Seperti yang kuutarakan dalam tulisanku sebelumnya "Where You Are Thingking Youre Falling in Love Boys" bahwa saat laki-laki sedang jatuh cinta atau sekedar mengagumi seorang wanita, maka saat itu pula sang Laki-Laki sedang dibuat gila, dibuat seperti lemah sekali, seolah orang mabuk yang mudah saja dijatuhkan dengan satu pukulan. Pikiran-pikiran akan membayangkan terus-menerus sosok wanita tersebut. Panjang angan-angan ingin bersama, menikahi, dan sebagainya. Namun tentu saja reaksi atau proses ini ada batasnya. Biasanya waktu yang akan menghapus segala reaksi kimia ini. Bahkan reaksi ini bisa hilang sama sekali, atau berubah benci. Begitulah, mudah saja bagi sang Pencipta untuk membolak-balikkan hati manusia. Sabar juga mungkin bisa menjadi obat yang manjur. Saat rindu memuncak, ingin bertemu sekali, maka sabarlah yang menjadi pertahanan. Bila jodoh pasti akan bertemu, entah itu dalam kecelakaan, entah itu dalam perjuangan. Segera lamar, apa pun yang terjadi kadang tidak bisa terulang kembali. Bagi laki-laki mungkin tidak ada yang lebih membahagiakan melainkan lamarannya diterima oleh pujaan hati. Jantung yang berdegup kencang, ditambah badan yang keringat dingin, berbalas senyum bahagia oleh sang Wanita, maka legalah diri, bahagia.
     
      Ada mereka, wanita-wanita yang benar-benar diluar jangkauan kami laki-laki. Maka memang dianjurkan meminang seorang wanita yang selevel dengan kita. Setara dalam harta, pekerjaan, pendidikan, juga dalam hal pemikiran. Akan sulit sekali jika perbedaannya terlalu jauh, seperti seorang wanita dokter menikah dengan laki-laki yang hanya seorang satpam, atau seorang wanita soleha dengan laki-laki yang tidak tahu agama. Semua akan bisa menjadi jurang yang sangat dalam dan jauh memisahkan sang Wanita dan laki-lakinya. Keseringan dalam pengalaman, diri sendiri dan laki-laki di sekitarku adalah jatuh kepada wanita-wanita yang memang benar di luar jangkauan kami. Di luar jangkauan kami biasanya wanita-wanita itu adalah seorang cantik jelita, dikagumi banyak laki-laki, atau seorang soleha. Lebih parah jika wanita itu adalah seorang cantik jelita, pula soleha, maka ciutlah nyali. Aku berpikir bahwa aku yang hina ini tak akan bisa menjangkau mereka, namun itu bukan berarti aku tidak berani. Persetan, aku berani. Ada juga jika laki-laki dan wanitanya dipisahkan oleh tingkat keluarga yang tidak selevel, pendidikan, juga pekerjaan tadi. Sulit memang, sekali pun sang Wanita berkenan, namun tetap saja ada sesuatu yang mengganjal di hati (masa bodoh sebenarnya, hajar saja) lalu lihat bagaimana kelanjutannya, apakah kita sebagai yang kurang bisa mengatasi kekurangan kita, apakah kita sebagai laki-laki hanya akan tunduk pada kekurangan tadi, seharusnya kita harus membara, mengejar gap yang memisahkan (jika bisa).

      
      

      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DJPKTN BLOG WRITING COMPETITION 2016